Pesan Tengah Malam, Suara Pelan, dan Kata yang Hampir Terucap

Diposting pada

Episode 4

Beberapa hari setelah hujan itu, kami nggak langsung ketemu lagi. Tapi dia mulai kirim pesan tengah malam. Nggak panjang, nggak berat, cuma hal-hal remeh yang terasa… penting, entah kenapa.

“Udah tidur belum?” “Lagi mikirin apa?” “Atau lagi mikirin siapa?”

Jujur, saya nungguin. Dan saya suka gimana dia nulis dengan nada santai, tapi selalu berhasil bikin saya senyum. Sampai satu malam, dia nelepon. Nggak ada angin, nggak ada notifikasi. Suaranya terdengar agak pelan… mungkin karena malam, atau mungkin karena dia sedang nahan sesuatu.

“Aku cuma pengen denger suara kamu,” katanya. Saya diem. Nggak tahu harus jawab apa. Jantung saya lari lebih dulu, tapi mulut saya masih nyari kata.

Detik terasa lebih lama malam itu. Dan ada satu kata yang hampir keluar… tapi nggak jadi. Bukan karena saya ragu. Tapi karena saya tau, kalau rasa ini mau tumbuh… biar dia mekar sendiri. Pelan-pelan.


Pernah juga nggak sih kamu ngerasa, satu kalimat yang nggak diucap justru jadi yang paling keras terasa?

Kalau kamu punya cerita yang belum sempat kamu sampaikan ke dia, kirim ke aku. Mungkin… aku bisa bantu sampaikan lewat cerita. 😉Deskripsi :
Cerita romantis tentang pesan tengah malam dan suara pelan yang menyimpan makna. Kadang, kata yang nggak sempat diucapkan justru paling terasa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *